Sunday, December 31, 2017

2017: Yang Selesai dan yang Tidak Selesai

2017 habis beberapa jam lagi. Apa saja yang sudah diselesaikan?

1. Sudah pindah ke Bekasi.
2017 awal, musim hujan.
Hampir setiap pagi hujan deras yang berarti berangkat kerja kehujanan. Cuma bertahan sampai bulan kedua. Akhirnya memutuskan pindah ke Bekasi di bulan ketiga. Kosannya lebih sempit dari Mentas, but that was the best I can find around. Sampai penghujung 2017, saya masih tinggal di Bekasi.

2. Sudah nonton The XX
Juli, ke Sg cuma untuk datang ke konser ini. Datang siang, makan, berkeliling, makan lagi, diantar ke Singapore Indoor Stadium, dijemput ke apartemen, bangun, sarapan, dijemput uber ke bandara, pulang. Konsernya biasa saja, mungkin karena harapan saya yang ketinggian hehehe. Tapi I do enjoy Singapore and I do wanna come back! Sehari semalam rasanya terlalu singkat. Ingin sekali lagi berlama lama di Clark Quay atau sekali lagi berkeliling dengan River Cruise sambil lebih teliti lagi mengamati tempat-tempat yang dilewati. Special thanks to Bu Jess and Bu Gery for making my super short trip very enjoyable and remarkable.
The xx Live in Singapore

With bu Jess and Bu Gery
3. Sudah nonton ERK maraton 4 jam (+ 3 kali show in a row).
Juli. Sepulang nonton The XX, diajak nonton ini. Tiket yang cuma 50 ribu dibalas dengan pertunjukan 4 jam hingga tengah malam. Di awal pertunjukan sih cuma tahu beberapa lagu, setelahnya malah jadi candu. Bahkan sampai mendengar Indie Art Wedding. Beberapa minggu kemudian, mereka main di Bekasi. Sekali lagi saya sambangi. Semakin menjadi-jadi. September, lagi-lagi saya menonton mereka di Bali. Ah, indahnya kalau kecintaan bertemu kesempatan.
Tiket Tiba-Tiba Suddenly Konser

4. Sudah lulus MT (+ setahun kerja pabrik).
Agustus. Tepat setahun saya di pabrik. Setelah presentasi dan dinyatakan lulus, akhirnya tunjangan cair juga hahaha. Resmi dilabeli posisi baru. Tidak banyak yang dicapai. Saya belum perform dengan memuaskan. Soal pekerjaan, semuanya masih ide ide dengan implementasi yang...susah ya ternyata.
Mungkin ini yang dikatakan orang-orang kalau bekerja itu bukan soal teori, tapi bagaimana meyakinkan orang-orang terkait untuk bisa bekerja sama.

BFLDP Presentation Skill Training di Bakrie Tower
Setelah Presentasi Final di Pabrik
5. Sudah Punya Gitar
Sudah punya dan sesekali belajar, tapi tetap belum bisa apa apa. Main beberapa lagu tapi semuanya sepotong dan tidak lancar hahahha.

Ala ala Main Gitar 

6. Sudah nonton Soundrenaline
September. Konser musik paling seru yang pernah saya datangi! Venue yang luar biasa cantik. Baru sadar setelah beberapa kali datang ke pertunjukan musik dan venue-nya yang yaaa begitu saja. Soundrenaline punya panggung-panggung indah berlatar langit biru dan tebing-tebing kapur indah. Sekarang saya tahu kenapa orang-orang tegila-gila pada pulau Dewata.

A Stage Soundrenaline 2017
7. Mendongeng lagi di FDII 2017
November. Yayyyyy! Dan tahun ini panggungnya sungguhan! Penontonnya ramai sampai demam panggung rasanya. Semoga tahun depan saya bisa mendongeng lebih baik lagi (bukan sekadar membacakan cerita) dan dibolehkan ikut FDII 2018 hehehe.



8. Jadi Pengurus Komunitas
Desember. Setelah 2 tahun jadi volunteer yang tidak pernah cukup berani untuk berkomitmen, saya akhirnya mengiyakan ajakan menjadi pengurus. Ditugasi memegang akun media sosial juga sebenarnya hal yang sangat baru buat saya. Ya, kemarin-kemarin kan cuma pernah jadi dedek-dedek pelengkap buzzing event aja. Itupun cuma 2-3 kali. Buat saya sih ini milestone yang sangat harus diperhitungkan. Hahaha, mengingat Dwika belakangan punya kesulitan serius akan komitmen.

Sebagian Pengurus Buku Berkaki Saat Rapat Akhir Tahun
9. Sudah Baca 13 Buku.
Yang di foto memang 12, ada satu buku pinjaman yang sudah dikembalikan jadi tidak sempat difoto. Targetnya sih 24. Dua puluh empat. Yang terealisasi hanya tiga belas. Duh, malu. Mohon jangan mencontoh ketidakproduktifan ini ya teman-teman.
Bacaan favorit saya tahun ini yang sekaligus bacaan penutup 2017: Laut Bercerita. Seperti biasa, novel Leila S Chudori sukses mebuat pekikan girang tengah malam pada adegan-adegan manis Anjani dan Biru Laut. Dan setelah itu membuat saya terisak menangis sedih membayangkan apa rasanya menjadi Anjani, Asmara Jati, atau ibu dan bapak Mas Laut. Pasti hancur sekali kehilangan seseorang tanpa pernah tahu nasibnya. Membayangkan selalu kembali pada kepompong penyangkalan bahwa Biru Laut hilang selamanya. Dihilangkan secara paksa. Oh ya, novel ini juga bikin pingin sekali rasanya ke Solo dan menyicip tengkleng. 2018 mau ke Solo? Sepertinya begitu.

Tumpukan yang Terselesaikan
Apa yang belum?
1. Belum IELTS
2. Belum implementasi program yang berdampak signifikan di kerjaan
3. Belum jalan-jalan jauh.
4. Belum Level 5 Google Local Guide (iyalah, orang baru daftar kemarin)
5. Belum nonton Alt-J/Tame Impala padahal mereka manggung di Bali semua tahun ini. Sedih gak?
6. Belum punya pacar

Sudah baca ringkasan 2016? Umm.. 2016 kelihatan lebih menarik ya. Eh, siapa tahu nanti 2018 saya lebih seru. Jadi 2017 ini semacam fase penenangan gitu sebelum combat phase of 2018 (?).

2017 kamu, gimana?


Readmore → 2017: Yang Selesai dan yang Tidak Selesai