Sunday, July 22, 2018

Juni-Juli 2018: Kotak Kejutan

2018 sudah berjalan separuh tahun, seperti biasa, tanpa target yang pasti tentu saja saya tidak bisa bilang apakah tahun ini berjalan dengan baik atau tidak. Di penghujung tahun lalu saya hanya sempat mengetik "...siapa tahu nanti 2018 saya lebih seru". 

Sedari awal hingga tengah tahun berjalan begitu saja. Bekerja dan hidup layaknya pekerja pabrik normal. Masuk pukul tujuh tiga pulu pagi, pulang sembilan jam kemudian. Terkadang pulang lebih malam, bukan masalah karena saya juga tak ada pekerjaan atau orang lain yang menunggui di rumah ahaha. Hidup lajang penuh kebebasan. Ya, termasuk juga bebas pulang dan langsung tidur tanpa melakukan hal hal lain. Sering kali kamar baru dibereskan beberapa hari atau lebih dari seminggu sekali ehe. Bebas.

Kebebasan semacam ini menyenangkan, tapi harus diakui, membingungkan. Hingga lebaran, saya masih merasa kosong jika sudah bicara soal hidup. Bingung bagaimana akan menjalankan hidup hahaha. Lucu sekali. Anak muda yang baru bekerja dan membayar tagihan sendiri namun sudah merasa begitu puas akan hidup. Tapi sekali lagi, rasanya ada lubang besar yang harus ditutup entah dengan apa. Pekerjaan pun mulai terasa memuakkan. Bosan sekali. Saya pun mendaftar beberapa pekerjaan dan aplikasi beasiswa ke luar negeri. Soal pekerjaan sih saya benar-benar tidak terlalu berharap untuk segera mendapat yang baru. Cuma rasanya ada perasaan bersemangat saat menerima email untuk ikut tahap-tahap selanjutnya--yang saya sukai. Walaupun pada akhirnya ditutup dengan email bahwa saya tidak berhasil mendapatkan posisi tersebut. Tapi saya tetap senang karena bisa belajar dan melihat perusahaan lain meskipun hanya lewat proses rekrutmen saja. 

Kemudian soal aplikasi beasiswa. Ini salah satu bagian paling seru dari tahun 2018 sejauh ini. Di awal tahun yang membosankan, saya sudah sempat ingin mendaftar beasiswa ke salah satu negara di Eropa. Beasiswa tersebut mewajibkan LOA sebagai syarat pendaftaran--yang tentu saja saat itu belum saya punya (sekarang juga belum punya kok hahhaa). Yang sempat saya lakukan hingga tanggal penutupan pendaftaran hanyalah mencari tahu kampus-kampus dan jurusan menarik. Titik. Cuma sampai di sana dan saya sadar belum pantas.

Oh ya, karena rata-rata beasiswa mewajibkan pendaftarnya sudah untuk mendapatkan LOA dan salah satu syarat mendapatkan LOA dari kampus yang kita tuju adalah IELTS, saya sempat menggebu gebu ingin belajar sungguh-sungguh. Tapi ya... bisa ditebak, tidak terlaksana. Justru pada akhirnya malah IELTS dengan persiapan 7 hari (dengan bekerja penuh Senin-Kamis). 

Singkat cerita, beberapa hari sebelum pendaftaran beasiswa dari pemerintah Australia dibuka, saya sempat ngobrol dengan seorang teman kuliah. Dimulai lah kembali semangat dan usaha coba-coba berhadiah ala Wika.

Waktu pengisian aplikasi di websitenya dibuka selama tiga bulan penuh. Tapi buka Wika namanya kalau tidak menyelesaikan aplikasinya di jam-jam terakhir penutupan pendaftaran. Oh ya, segala macam urusan pendaftaran dikerjakan di komputer kantor. Termasuk mengetik essay yang.....ah sudahlah. Setelah mengetik tombol submit, saya hanya berpikir "ah, siapa suruh tidak mempersiapkan dengan baik." Kemudian tidak pernah lagi memikirkannya hingga hari pertama libur lebaran.

Soal libur, dulu rasanya selalu rindu rumah dan ingin selalu pulang setiap ada kesempatan libur. Tahun ini keinginan pulang tak sehebat sebelumnya. Pada kenyataannya saya malah tidak pulang saat lebaran. Iya, seminggu penuh tidur di kosan. Di hari pertama, saya tidur sedari pagi. Hanya sempat makan siang seadanya kemudian tidur lagi dan baru terbagun sore menjelang magrib dengan hape yang terasa agak panas saat disentuh. Hanya ada beberapa chat dan notifikasi email. Bukan gmail yang biasa saya pakai, tapi email satunya yang hanya saya gunakan untuk hal-hal formal. Ya, kadang isinya email tak penting juga sih. Cuma hari itu emailnya berbeda. Dengan mata masih berkunang saya agak membaca email pemberitahuan bahwa saya berhasil lolos seleksi berkas untuk aplikasi beasiswa yang tak pernah saya pikirkan lagi. HAHAHAHA. Mengejutkan! Emailnya cukup panjang, butuh berkali-kali baca untuk meyakinkan diri bahwa apa yang tertulis itu nyata haha. Email tersebut lengkap dengan rincian seleksi berikutnya yang jaraknya sekitar 3 minggu dari hari itu.

Seleksi berkutnya terdiri dari dua tes yang dinilai secara paralel: IELTS dan Interview. Sesungguhnya saya punya 3 minggu sebelum IELTS dan sekitar 5 minggu sebelum interview. Tapi persiapan IELTS saya hanya 7 hari. Seharusnya hasilnya bisa dilihat Jumat kemarin, kandidat lain sih sudah keluar hasilnya. Entah kenapa saya tidak bisa mengecek hasil IELTS saya. Oh ya, Jumat kemarin juga saya ke WTF! Nonton ALT-J, jadi memang berpikirnya "ya udah lah, mungkin hasilnya jelek, ditanyain Senin aja". Pikiran macam ini bukan tanpa alasan. Saya rasa tes kemarin memang sangat kurang persiapan. Saya sendiri tidak percaya diri dengan hasilnya. Jadi daripada terbanting, lebih baik tidak berharap, bukan?

Interviewnya pun menurut saya tidak memuaskan. Saya menjawab dengan kurang substansial. Saking gugupnya dan masuk ruang interview tanpa simulasi. Ketika ditanyai hal-hal sederhana oleh bapak-ibu akademisi itu, saya merasa amat rendah diri. HAHAHA. Pengumuman lulus atau tidaknya masih sekitar 3 minggu lagi. Sekali lagi, saya sudah menyisihkan harapan jauh jauh. Bukan karena menyerah, tapi karena sadar memang belum pantas. Walaupun memang tetap ada sedikit keinginan agar bisa lulus hahaha.


Soal pekerjaan: beban kerja baru. Setelah libur lebaran, atasan langsung saya mulai cuti melahirkan hingga akhir September nanti. Tidak ada yang mengisi posisinya selama 3 bulan itu. Jadi kami berbagi pekerjaan. Dulu saya hanya mengerjakan satu bagian, kini harus terlibat juga bertanggung jawab untuk bagian lain. Menantang sih, jadi banyak belajar hal baru. Tapi ini melelahkaaan. Bulan pertama baru saja terlewati. Dari yang dulunya hanya mengangkat telfon untuk satu-dua orang, sekarang frekuensi telfon jadi tiga kali lipat!! Sekarang saya hampir tidak sempat scroll instagram kalo di pabrik! ahahahah. Iya, iya, definisi sibuk saya cetek sekali.

Banyak bagian menyenangkannya, banyak juga yang bikin pusing dan mumet. Mungkin akan saya tulis nanti ketika 3 bulannya sudah terlewati dengan baik. Amin.

Selamat hari Minggu. Besok kerja lagi ya.

Bekasi, 22 Juli 2018 7.47 PM
Readmore → Juni-Juli 2018: Kotak Kejutan