Sunday, December 30, 2018

2018: Hip Hip Hurray!

Halo! 

Sebentar lagi ganti kalender, waktunya membuka kembali sesi kilas balik tahunan Dwika! kyaa kyaa kaaaa!!

Saya sangat bersemangat sekali bicara tentang 2018. Wuuhuuu. Banyak hal hal seru dan menyenangkan. Banyak yang ternyata berhasil dicentang dari daftar hal yang belum dilakukan di 2017 berikut:

Apa yang belum?
1. Belum IELTS -- done!!! dan gratis pula dibayarin AAS huhu terharu :')
2. Belum implementasi program yang berdampak signifikan di kerjaan -- sepertinya belum, tapi bisa diganti dengan kerja tanpa tandem karena bu bos cuti melahirkan selama 3 bulan gak sih?
3. Belum jalan-jalan jauh. -- Semarang kurang jauh, tapi mau ke AU tahun ini! lumayan kaaan hehe
4. Belum Level 5 Google Local Guide (iyalah, orang baru daftar kemarin) -- berhenti di level 4 terus gak pernah review lagi, payah. ((Update 13//1/2019: Ternyata sudah level 5 tapi ku gak sadar huhu))
5. Belum nonton Alt-J/Tame Impala padahal mereka manggung di Bali semua tahun ini. Sedih gak? -- hey! saya sudah nonton ALT-J di barisan depan WTF Juli kemarin!!!!
6. Belum punya pacar -- :)

Cerita tentang 2018 saya bagi ke 3 kelompok, yaitu fisik, karir, dan senang-senang.

  1. Fisik: Menjadi gendut dan berjerawat.
  2. Karir: Naik gaji, berhenti bekerja, beasiswa master, dan berjualan sedotan.
  3. Senang-senang: ALT-J.
1. Fisik
Setelah pindah ke Bekasi dengan menu makan malam yang tidak sehat, sarapan nasi kucing dan nyemil gorengan tembok maha legendaris di pabrik, jadilah Dwika menggendats dengan muka gampang berjerawat bahkan sampai sekarang. Huhuhu lemak-lemak jahat sudah menguasai tubuh saya. Tapi sekarang sudah pindah ke Mentas lagi dan berusaha makan sayur sebanyak di rumah lagi, semoga dengan ini muka mulus tanpa jerawat segera kembali T_T 

2. Karir
2018 adalah kali pertama saya naik gaji! Senang sekali uangnya banyak, eh tapi pengeluarannya makin banyak juga. Jadi ya, sama saja tidak pernah menabung syalalala baka ¬¬
Awal tahun dimulai dengan kebosanan yang dilanjutkan dengan mendaftar beasiswa dan pekerjaan. 

Kuartal ketiga, ditinggal cuti melahirkan!!! Menurut saya, sih, ini pencapaian paling membanggakan dari 2 tahun bekerja. Bangga karena tidak menyangka bisa melewatinya dengan cukup baik huhuhu. Sebagai gambaran, Mba Nidya dan saya adalah tandem dengan kerja sama tim yang (menurut saya) sangat baik, saling mengandalkan satu sama lain. Mba Nidya adalah bos baik hati yang selalu mem-back up saya, si anak baru yang masih sering salah dan kemampuan komunikasi yang kurang oke. Jadi biasanya kalau saya mentok, Mba Nidya selalu punya opsi lain yang bisa dicoba. Dia juga galak ke orang-orang yang perlu digalaki, sedangkan saya belum bisa galak sama sekali. Hahaha. Sejujurnya, sebelum Mba Nidya cuti, rasanya degdegan, takut sekali akan mengacaukan banyak hal. Tapi ternyata saya tidak seburuk itu! 3 bulan kemarin berjalan cukup baik walapun beberapa project harus diselesaikan dalam waktu mepet, walaupun drama diomeli sana sini, walaupun ada masalah-masalah karena kelupaan banyak hal, walaupun jadi sering pulang telat, tapi pada akhirnya saya jadi lebih percaya diri. Saya beruntung sekali, manajer kami memberikan keleluasaan untuk belajar mengambil keputusan sendiri. Rekan-rekan se-PPIC juga sangat kooperatif! Terutama Pak Saimun, pasti saya sudah gila kalau tidak ada beliau. Dan tentunya Bu Haji cintaku!
Oh ya, di akhir Juli, saya mulai jualan sedotan! Daaan jejualan ini lah yang melancarkan arus kas saya sampai hari ini. Menyenangkan sekali. Cerita lengkapnya ada disini.

Kuartal keempat, resign. Setelah melewati 3 bulan sendirian dan mba Nidya masuk kerja sebulan, saya berhenti bekerja. Ini juga bukan tanpa drama. Ada dua minggu penuh yang isinya kegalauan syarat dan ketentuan resign dengan HRD dan manajemen--karena saya masih terikat ikatan dinas dari program MT. Tapi akhirnya manis, kok. Mereka menawarkan cuti tanpa tanggungan atau unpaid leave yang baru berhasil deal sehabis dua minggu itu ahaha. Ah, ini adalah momen paling haru 2018. Saya bahkan menangis terisak-isak di acara makan siang perpisahan bersama teman-teman PPIC.


Sama Mba Nidya
Sama Pak Saimun
Sama Bu Haji
Akhir Oktober selepas resign, saya memulai pre-departure training AAS hingga awal Maret 2019 mendatang. Ini juga salah satu bagian yang menyenangkan di 2018 karena bisa bertemu dengan orang orang baru yang tentunya sangat keren huhu saya berasa cuma remah remah gorengan tembok. Selain itu juga progamnya memang sangat komperensif, sekarang kami sedang belajar untuk menjadi master students sebelum benar-benar menjadi master students. Belajar caranya belajar. Mengerti, kan?

3. Senang-senang
Menonton band favorit di barisan depan panggung. Rasanya mau menangis. Bernyayi sepanjang konser, rasanya tidak nyata. Keren sekali!!!!!!! Rasanya susah digambarkan, sepertinya ini bisa disebut sebagai pengalaman paling menyenangkan sepanjang hidup. Seperti ingin terbang!


2018 ini terlihat sempurna, kan? Hey, saya juga melewati masa-masa meragukan tujuan hidup kok!! Masa-masa hidup yang rasanya hambar dan tidak tahu mau apa. Dan yaaa, seperti kata orang, masa-masa itu akan terlewati juga. Lagipula, lebih seru mensyukuri hal-hal baik daripada meringis untuk kemalangan kok. 

Lalu bagaimana dengan 2019? Saya menaruh banyak harapan! Terlebih lagi setelah melihat resolusi tahun baru ala google haha! Saya percaya, keinginan yang ditulis punya kemungkinan lebih besar untuk bisa terwujud dibandingkan dengan keinginan yang hanya dibiar sekadar terlintas saja. 

Karena 2019 adalah chapter baru hidup, saya berharap
1. Keberangkatan ke AU bisa berjalan lancar
2. Menjadi master students yang aktif dan outstanding (learn a lot of new skills in programming, to be a communicative student, get a cool internship)
3. Membuat banyak koneksi baru!!
4. Strawsellate bisa jalan sendiri
5. Nonton banyak konser! --> Disiplin secara finansial: mulai menabung. (Update 13/1/2019)
6. Ke NZ
7. Laptop baru
8. Membuat program yang bermanfaat untuk kampung
9. As seen on picture below:


Selamat tahun baru! Semoga tahunmu menyenangkan :)
Readmore → 2018: Hip Hip Hurray!