Tuesday, December 29, 2015

Snorkeling di Menjangan

Jadi begini toh rasanya dikejar deadline tulisan. Well, sebenarya gak ada yang ngejar saya sih. Cuma target ngelarin urusan blog ini adalah prasyarat buat bisa mulai mengerjakan task yang lain seperti proposal tugas akhir dan juga tugas-tugas kuliah lainnya. Hahaha.

Okay, let’s start!

Tulisan saya kali ini adalah tentang #latepost Snorkeling di Menjangan, Bali tahun 2014 kemarin.

Kenapa baru naik?
Karena waktu itu itinerary liburan panjang, gak sampat jadi nulis keburu lupa, cuma sempat post post lucu di sosmed aja hahaha. Tapi gara-gara Mega kemarin habis snorkeling di Pemuteran (sister spot Menjangan yang tapi jauhhhh lebih bagus menjangan) terus ngirimin foto-foto underwaternya, saya jadi gatel kepingin post. Pengen pamer kalau di Menjangan lebih bagus lagi dan Mega wajib kesana. Sama saya. Hahaha.

Nah, buat membuktikan kalau Menjangan itu benar-benar surga buat snorkeling (terutama buat beginner macam saya, yang baru pertama kali snorkeling), nih saya kasih foto-fotonya. Foto ini diambil sama guide kami dengan kamera sewaan. Nyewanya di mereka juga haha.



Udah kebelet pengen ke Menjangan?

Hahahha. Tapi sayangnya bulan-bulan segini tuh musim hujan, jadi kurang disarankan. Paling baik ya pas summer. Mulai Juni sampai September. Atau pas enggak hujan deh intinya. Tau lah ya sekarang musim hujan sudah berubah, dia datang dan pergi sesuka hati gak lagi pakai jadwal.

Waktu itu kami pergi ber 5, total habis sejutaan. Bisa dilihat di gambar kuitansinya. Yang paling mahal ya sewa perahunya, makanya kalo kesini rame-rame, jadi lebih murah. Kalau enggak salah, perahunya bisa muat 8-10 orang loh! Jadi jauh lebih murah kan.
Kuitansi (terbilangnya salah, kami nambah life jacket soalya hehe)

Walaupun bisa dibilang agak mahal kalau dibandingin snorkeling yang cuma modal sewa snorkel Rp25.000 dan langsung nyemplung ke laut, ya bisa liat sendiri lah viewnya gimana. Bahagia lah di dalem sini. Saya dengan bodohnya nyoba nangkepin ikan ikan yang seliweran di sekitar saya, tapi ya, enggak bisa, ikannya lebih pandai renang.

Wika berusaha menggenggam ikan
Oya, ngomong-ngomong soal renang, saya gak bisa berenang kok. 2 teman perempuan saya yang lain juga gak bisa. Makanya di kuitansi ada sewa 3 pelampung. Nah pelampung itu menjaga kami tetap di permukaan tapi bisa tetep menikmati indahnya bawah laut Menjangan~
Jadi kalau pada enggak bisa renang, ga usah khawatir! Kita sama kok ;)
Tapi saya bertekad buat belajar renang. Mega ngutang janji buat ngajarin saya renang. HAHAHAHA

How to get there?

Ada beberapa tempat buat sewa kapal dan perintilan snorkeling. Yang paling mudah dijangkau itu adalah yang di pinggir jalan raja Gilimanuk-Singaraja. Gampang kok nemunya, luruuus aja ikutin jalan dari singaraja ke arah Gilimanuk. Tempatnya masih lurusan lagi dari Pura Pulaki. Nanti di kanan jalan ada deh itu papan tandanya.

Setelah parkir, dateng deh ke loket. Bilang ke penjaganya mau sewa apa aja. Oya, disini gak usah tawar-tawar lagi karena sudah dikelola pihak setempat. Tarifnya sudah ditentukan. Setelah bayar, lanjut deh ambil alat-alatnya sesuai ukuran kita.

Me! Hahahha
Daaaaan, we’re ready to sail! Hahahaha. Selama kita snorkeling itu ditemenin seorang guide lokal. Sebelum turun, kita juga dikasih briefing singkat tentang how-to-this-and-that-nya kok. Jujur, 30 menit pertama saya habiskan untuk beradaptasi dengan snorkel dan caranya napas biar nyaman hahahaha. Baru sejam selanjutnya bisa kesana-kemari ala ala berenang wkwk. Kita boleh snorkeling disini sampai tepar eh 3 jam deh kata guidenya. Tapi saya baru satu setengah jam udah naik lagi ke perahu. Lelah~ hahahaha

Hi!
Secara keseluruhan, I really recommend you guys to try this spot!!!!

Bagus banget.

Semoga saya punya kesempatan lagi buat snorkeling di spot-spot bagus lain. Bunaken? Hehehehe.

Menteng Atas, 29 Desember 2015
Kadek Dwika

Readmore → Snorkeling di Menjangan

Saturday, December 26, 2015

Yogyakarta Sightseeing

Jakarta-Jogja naik kereta bukanlah sesuatu yang asing. Ada banyak kereta ekonomi yang bisa ditumpangi di jalur ini seperti kereta Gajahwong, Gaya Baru Malam, Begawan, Jaka Tingkir, Krakatau, Bogowonto, dan Progo. Harga tiketnya pun bervariasi dari Rp75.000 hingga Rp220.000 dan semuanya bisa dibeli secara online. Tapi kereta yang tiketnya paling ramah untuk mahasiswa seperti saya adalah kereta Bengawan dan Progo.

Kedua kereta ini berangkat dari Stasiun Pasar Senen (PSE), Jakarta dan berakhir di Stasiun Lempuyangan (LPN), Yogyakarta. Bedanya adalah harga tiket dan waktu keberangkatan.
  • Kereta Bengawan berangkat pukul 11.30 dan tiba pukul 19.50 (8 jam 20 menit) dengan harga tiket Rp80.000.
  • Kereta Progo berangkat pukul 22.30 dan tiba pukul 06.55 (8 ham 25 menit) dengan harga tiket Rp75.000.

Kalau ada long weekend, dan sedikit budget, boleh lah main ke Jogja. Tapi berhubung Jogja adalah salah satu tujuan wisata favorit, lebih baik pesan tiket jauh-jauh biar kebagian.
Tiket Kereta Jakarta - Jogja

Di post ini saya sempat menulis sedikit tentang perjalanan dan liburan singkat ke Jogja. Sejujurnya, karena pergi sendiri dan memang tidak berniat adventure ala-ala, saya sih menghabiskan 4 hari di sana untuk melihat-lihat kota. Hanya jalan-jalan. Merasakan hidup jadi warganya Jogja dalam 4 hari 3 malam.

Selama 3 malam kemarin saya menginapnya di EDU Hostel. Tarif semalamnya cuma Rp80.000 untuk single bed di female dorm-nya dengan pelayanan yang menurut saya cukup baik. Mereka juga punya rooftop yang bagus. Boleh dicoba deh nginap disini.

Rooftop EDU Hostel
Ini pertama kali buat saya menginap di dorm, bertemu perempuan-perempuan dari berbagai daerah bahkan negara.  Hari pertama di dorm, saya kenalan sama 3 orang kakak-kakak backpackers dari Malaysia. Hari berikutnya, bertemu dengan mahasiswa Jakarta yang juga sedang solo traveling, bule Poland, Mba karyawan dari Surabaya, dan Ibu-ibu yang agak jutek dan saya gak tau dari mana. Senang sekali bisa bertemu dengan mereka. 
Parkir Ngabean, disitu ada Halte Trans Jogja.
Dekat hostel tinggal jalan dikit.

Oya, lokasi hostel sendiri memang cukup strategis, dekat dengan stasiun dan halte bus Trans Jogja. Jadi selama di sana saya banyak jalan kaki dan naik Trans Jogja hehe.



Orang-orang Jogja ramah-ramah. Seperti orang-orang Indonesia pada umumnya. Kotanya juga ramah buat dikunjungi. Entah hanya perasaan saya, tapi rasanya sih ambiance kota Jogja memang rendah hati dan menenangkan, enak buat jalan kaki, melihat-lihat. Jelas beda jauh sama kota Jakarta yang, ya...begitulah. Tapi tetep sayang Jakarta kok, hehe.

Semoga Jogja tetap menjadi kota yang tenang, rendah hati, sederhana. 

Menteng Atas, 26 Desember 2015
Kadek Dwika
Readmore → Yogyakarta Sightseeing