Sebagai mahasiswa rantauan di
Jakarta, saya biasanya pulang ke Bali naik pesawat yang dalam 2 jam sudah
sampai tujuan. Tetapi, Minggu, 5 Oktober 2014 kemarin untuk pertama kalinya
saya pulang ke Bali naik kereta dan disambung dengan menumpang kapal nyebrang
selat Bali. Well, this is my first
long-solo-trip. Ya, saya pergi sendirian! Melihat perawakan fisik saya yang
lebih mirip anak SMP ketimbang mahasiswa, seperti biasa semua orang meragukan
dan mengkhawatirkan keberangkatan yang sudah direncanakan 1 bulan sebelum
hari-H ini. Mulai dari teman-teman di kampus hingga ibu saya yang paling panik
dan hampir mau marah (untungnya Bapak dan Kakak mau mengijinkan).
Merencanakan perjalanan Jakarta –
Bali sebenarnya sangat sederhana. Rutenya adalah sebagai berikut.
- Stasiun
Jakarta Kota – Stasiun Surabaya Gubeng (dengan kereta Gaya Baru Malam Selatan) (update 26 Des 2015, Kereta Gaya Baru Malam Selatan sekarang berangkat dari Stasiun Pasar Senen)
- Stasiun
Surabaya Gubeng – Stasiun Banyuwangi Baru (dengan kereta Mutiara Timur Siang) *Update 26 Des 2015, alternatif kereta dari Stasiun Surabaya Gubeng ke Stasiun Banyuwangi Baru bisa naik kereta ekonomi AC Probowangi yang berangkat pukul 4.23 dengan harga tiket Rp68.000,00. Tetapi sayang sekali tiketnya tidak tersedia online di website PT KAI, harus beli di loket.
- Stasiun
Banyuwangi Baru – Pelabuhan Ketapang (jalan kaki kurang 5 menitan)
- Pelabuhan
Ketapang – Pelabuhan Gilimanuk, Bali (dengan kapal)
Kedua tiket kereta api tadi bisa
dibeli secara online di situs PT. KAI (kereta-api.co.id). Sedangkan tiket
penyebrangan Ketapang – Gilimanuk bisa dibeli on the spot di pelabuhan. Rinciannya,
- Tiket
kereta ekonomi AC Gaya Baru Malam Selatan harganya Rp55.000,00 berangkat pukul
10.30 dan sampai di Surabaya pukul 00.50 (sekitar 15 jam) untuk keberangkatan
tanggal 5 Oktober 2014. (Update 26 Des 2015, harga tiket Rp110.000,00)
- Tiket
kereta bisnis Mutiara Timur Siang (hanya tersedia bisnis dan eksekutif) harganya Rp140.000,00 berangkat pukul 09.00 dan sampai di Banyuwangi pukul
15.30 (sekitar 7 jam) untuk keberangkatan tanggal 6 Oktober 2014.
- Tiket
penyebrangan Ketapang – Gilimanuk harganya Rp8.000,00 dengan waktu tempuh
sekitar 1 jam. Penyebrangan ini buka 24 jam, jadi jangan takut
ketinggalan/kehabisan kapal.
|
Tiket Kereta |
*Jangan lupa untuk memperhatikan
tanggal keberangkatan kedua tiket kereta yang dibeli. Salah-salah bisa saja
kita malah membeli dua tiket di tanggal yang sama padahal saat kita sampai di
Surabaya tanggalnya sudah berganti hehe.
Ada jeda waktu yang cukup lama
(sekitar 8 jam) untuk keberangkatan kereta ke Banyuwangi. Kalau saya sih
kemarin cukup beruntung punya teman SMA yang kuliahnya di Surabaya dan tempat
tinggalnya dekat dari stasiun Gubeng. Dia dengan baik hati mau jemput jam 1
pagi di stasiun, menampung saya semalam, dan mengantarkan saya ke stasiun lagi
besok paginya. Kalau tidak ada teman atau saudara yang bisa dijadikan tempat
transit, bisa kok bermalam di stasiun. Beberapa penumpang yang saya kenal
kemarin pada tidur di stasiun. Tapi kalau anda cewek dan pergi sendirian, ini
kurang dianjurkan. Kalau tidak salah sih ada juga kereta ke Banyuwangi yang
berangkatnya jam 04.30, tapi saya gak dapat tiketnya kemarin.
Kondisi Kereta
Dulu sering diberitakan kalau
kondisi kereta ekonomi itu sembrawut, sesak, rawan kriminal, dan segala macam
hal-hal kurang menyenangkan lain. Itu juga yang bikin ibu saya tadinya khawatir
dan panik banget. Nah, yang saya temukan selama 15 jam perjalanan saya ke
Surabaya, sih, kereta ekonomi AC itu ga seburuk yang diberitakan dulu. Sekarang
sudah ada AC-nya, gak panas lagi! Tempat duduknya pakai nomer, ga ada rebutan
atau gak kebagian tempat duduk lagi. Bahkan, ada colokan! Powerbank pinjaman
teman kosan saya gak kepakai sepanjang perjalanan hehehe. Gak usah khawatir
rebutan colokan, rata-rata penumpang kereta ekonomi carang ngecas gadget, kok. Tempat
duduk kereta ekonomi hadap-hadapan, 2 – 2 dan 3 – 3. Satu lagi, di kereta sekarang sudah gak ada lagi
pedagang asongan yang masuk di tiap stasiun. Yang jualan di kereta itu cuma
petugas kereta. Mereka biasanya bolak balik lewat menawarkan nasi goreng/nasi
rames/pop mie/air mineral. Nasi goreng/nasi rames dijual Rp15.000,00 seporsinya
sedangkan bundling popmie dan air mineral dijual Rp9.000,00.
|
Nasi Goreng di Kereta Ekonomi |
|
Kondisi di dalam gerbong Kereta Ekonomi |
|
Kondisi di dalam Gerbong Kereta Ekonomi |
Perbedaan mendasar antara kereta
ekonomi AC dan bisnis adalah tempat duduknya. Kalau kereta ekonomi tadi
duduknya hadap-hadapan, di kereta bisnis kita duduknya kayak di bus/pesawat. Ruang
kakinya lebih luas, duduknya berdua berdua tapi kursinya cukup lebar kok.
Disini makanannya lebih variatif dan dijual lebih mahal. Mulai dari makanan
berat sampai makanan penutup. Nasi goreng di kereta bisnis harganya Rp
25.000,00, pakai piring porselen dan gak pake sendok plastic lagi kayak di
kereta ekonomi hehehe. Ada colokan juga! 2 colokan di setiap sisi, jadi ga
bakal rebutan colokan juga di sini hehe. Sama seperti di kereta ekonomi, di
kereta bisnis juga ada penyewaan bantal dengan rate yang sama yaitu Rp5.000,00 per bantal.
|
Nasi Goreng di Kereta Bisnis |
|
Kondisi di dalam Gerbong Kereta Bisnis |
|
Colokan di Gerbong kereta Bisnis |
|
Bantal yang Disewakan di Kereta |
Home in Hours
Stasiun akhir tempat kita
berhenti adalah Stasiun Banyuwangi Baru. Dari sini kita Cuma perlu lurus keluar
stasiun, menyebrang jalan raya dan terus kearah kanan. Kurang dari 50 meter
kita sudah sampai di pintu pelabuhan! Horeeeee! Saya senang sekali waktu itu.
Kemudian kita tinggal masuk ke pintu khusus penumpang, beli tiiket, dan
langsung menuju kapal. Wooohooooo! Di kapal kita cuma harus menikmati sore,
angin, ombak, langit. Semuanya jadi indah ketika sudah mau sampai rumah hehehe
(padahal masih harus naik mobil 1.5 jam lagi dari gilimanuk ke rumah).
Sesampainya di Gilimanuk, saya dijemput Ibu, Bapak, dan Adik saya. Pesan saya, sampai
di sini jangan lupa mampir di Ayam Betutu Men Tempeh. Itu ayam betutu paling
enak dan sudah terkenal juga.
|
Pintu Masuk Penumpang Pelabuhan Ketapang |
|
Langit Ketapang dari Atas Kapal |
|
Keluar Kapal, Sampai di Pelabuhan Gilimanuk |
Nah, sekian cerita saya mengarungi Pulau Jawa
dan Selat Bali sendirian. Semoga bisa menjadi referensi perjalanan anda
berikutnya. Kalau saya saja bisa, masa anda engga?
:D
Kuningan, 17 Oktober 2014
Readmore → Jakarta – Bali Paling Murah: Naik Kereta