Hari ini adalah 6 hari sebelum keberangkatan saya untuk main
ke Yogyakarta. Besok saya masih harus ujian sampai Jumat. Masih ada 5 mata
kuliah dan seperti biasa, jenuh. Karena di semester 5 ini ada 9 mat akuliah yang saya isi di KRS,
jadilah terseok-seok begini kalau sudah musim ujian. Bukan karena susahnya,
tapi karena kuantitasnya. Banyak sekali ujian yang harus dihadapi hahaha.
Ngomong-ngomong soal ujian, dunia penerbangan komersial
negara ini juga sedang diuji, atau lebih spesifik lagi yang ingin saya
bicarakan adalah Bapak Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
Setelah kecelakaan yang dialami salah satu pesawat Airasia, Pak Menteri disorot
media untuk berbagai hal. Banyak sekali berita tentang beliau marah-marah karena
pilot penerbangan pesawat yang jatuh itu tidak melakukan face-to-face weather briefing, atau berita tentang kebijakan Kementerian
Perhubungan mengenai penghapusan tiket pesawat murah.
Banyak sekali orang yang langsung menghujat beliau atas dua
berita yang saya sebutkan tadi. Tapi, alangkah baiknya kalau kita tidak
semerta-merta berpikiran negatif pada beliau atau siapaun yang tengah diserang
oleh pemberitaan yang kurang baik. Harus disadari bahwa selalu ada dua sisi
dari suatu hal, baik dan buruk, menyenangkan dan kurang menyenangkan, dan lain
sebagainya.
Tindakan marah-marah Pak Menteri ada benarnya kalau kita
berkaca pada Jepang. Dosen saya senang sekali menceritakan pengalamannya selama
beliau kuliah di Jepang. Salah satunya adalah di sana sangat dibudayakan untuk
meyakinkan bahwa sesuatu telah dilakukan. Misalnya, ketika mematikan lampu di
kelas, seseorang juga harus menyebutkan bahwa lampu itu mati sehingga tidak ada
lagi kejadian di tengah jalan dia bimbang apakah lampunya sudah dimatikan atau
belum. Atau cerita tentang petugas yang harus menyebutkan warna lampu yang
menyala bukan hanya memencet tombolnya saja.
Mungkin begitu pula dengan para pilot yang sudah seharusnya
menghadiri brifing cuaca sebelum berangkat. Tujuan diadakannya briefing cuaca
mungkin adalah untuk meyakinkan mengenai prakiraan cuaca yang akan dihadapi
penerbang yang tidak cukup hanya sekedar melihat rekap data cuaca online.
Untuk berita kedua, bisa jadi benar kebijakan itu prematur.
Saya sendiri sebagai mahasiswa rantauan yang moda transportasi utama untuk
pulang kampung adalah pesawat terbang tentu merasa agak berat jika tidak ada
lagi tarif promo. Apalagi para backpacker
di luar sana yang memang sangat mengandalkan tiket promo untuk mewujudkan
rencana jalan-jalan mereka. Tapi sekali lagi, selalu ada sisi yang lain yang
harus juga dilihat. Mungkin Kementerian Perhubungan punya pertimbangan yang
lebih matang tentang kebijakan ini. Saya juga belum baca lebih jauh.
Saya sendiri bukan orang yang mengikuti setiap potong berita
yang dirilis oleh media karena saya agak
kesal dengan pemberitaan media yang sering kali tidak berimbang, hanya ingin
menjual berita. Tapi pesan moralnya adalah sebelum kita terlalu jauh
membenarkan ataupun menyalahkan sesuatu, ada baiknya kita lihat sisi lainnya.
Selalu ada sisi yang lain. Selain itu, kalau memang hati sudah bulat untuk
memihak, pastikan kalau bukti atau setidaknya analisis sudah cukup. Jangan
hanya karena membaca suatu artikel yang isinya opini penulis semua lantas kita
langsung terpengaruh tanpa punya analisis sendiri. Analisis yang kita buat juga
jangan melulu bawa hati dan emosi, silakan tools analisis yang anda dapat
semasa sekolah atau kuliah dipergunakan. Bisa yang sesederhana 5W1H dan 5Whys,
atau tools analisis lain yang lebih wahid lagi. Jika analisisnya sudah
terstruktur, tempat untuk pengaruh berlebih dari hati dan emosi bisa dikurangi
hehe.
Harus disadari bahwa setiap suara kita akan memberi pengaruh
pada arah suatu berita karena di jaman yang sosial media sudah menjadi asupan
informasi bagi sebagian besar orang ini, setiap informasi yang kita bagikan
bisa membawa dampak berkali lipat tanpa kita sadari. Maka dari itu, pintar
pintarlah memilih informasi yang akan kita dukung dan sebarkan.
Selamat malam J
Note: Judul di atas tidak ada hubungannya sama sekali dengan isi tulisan ini. Saya memberi judul seperti itu semata-mata karena saya sedang sangat ingin ngemil sebelum menulis. hehehe
No comments:
Post a Comment