Tuesday, February 6, 2018

Menjelang Sore

Tenggorokannya tercekat. Sesuatu seakan mau meleleh dari sudut matanya. Apa ini? Sedih kah? Entahlah. Hari ini semuanya buyar. Dunia yang selama dua puluh tahun lebih ia kenal ternyata tidak pernah seperti yang ia pikir selama ini.

Ia sadar soal paradoks, namun tidak pernah terbayang bahwa segalanya begitu paradoks. Bahkan orang-orang yang ia percaya, bahkan dirinya sendiri.

Dan ya, ia mulai meragukan hidup. Ketika integritas adalah kelangkaan. Ketika melakukan hal baik malah diteriaki bodoh dan sok idealis.

Manusia itu aneh, pikirnya. Mereka selalu mencecar anak-anak dengan kata-kata agar mereka selalu berbuat baik dan jujur. Namun ketika mereka tumbuh menjadi anak yang jujur, malah diteriaki bodoh dan diajarkan menyeleweng. Apa maunya mereka?

Apakah sebenarnya hidup di dunia ini bukan soal menjadi baik dan jujur seperti yang mereka bilang sejak kita kanak-kanak? Apakah kata-kata mereka sebenarnya hanya ucapan tanpa makna namun kita menganggapnya terlalu serius?

Apakah sebenarnya hidup itu seperti bermain video games dan memakai cheat codes adalah kebutuhan si pemain? Tunggu...kebutuhan atau candu?

Tapi jika iya hidup seperti video games, bukan kah akan lebih bangga jika kita bisa menang tanpa kecurangan? Atau...tanpa kecurangan kita tak akan pernah menang?

Tapi, apakah hidup soal menang atau kalah?

Entahlah.

Ia mulai menghela napas, memelankan ketukan jari-jarinya pada tombol di papan ketik yang mulai mengusik rekan sebelah. Meletakkan kaca matanya sembarangan, menyender pada kursi.

Ke mana ia akan pulang hari ini?