Monday, August 12, 2019

Tanpa Judul

Patah hati memang selalu sedih, tapi jadi lebih sedih lagi ketika waktunya tepat semalam sebelum keberangkatan ke benua seberang. Sebenarnya hari itu rasanya tidak nyata, jadi bingung juga untuk menangis kencang kencang. Cuma sedikit. Kemudian mencoba kembali kepada kenyataan untuk harus bersiap siap berangkat. Memasang muka baik baik saja biar semua tenang. Dan berhasil.

Kingsford Smith Airport cukup dingin pagi itu, tapi masih tertahankan meskipun hanya pakai hoodie biasa. Semua yang harus dilakukan hari itu juga terselesaikan. Mengurus ketibaan, pergi ke bank, dan segala hal soal perkampusan. Kemudian pulang ke kamar sewaan di seberang universitas.

Melewati satu hari dengan baik rupanya tidak semerta-merta berarti perasaan sudah baik baik saja. Kombinasi adaptasi di lingkungan asing dengan bahasa yang berbeda dan perkara patah hati, harus diakui ini menyebalkan. Malas keluar kamar, malas bertemu manusia lain. Pergi hanya seperlunya, jika harus inspeksi kamar lain. Selebihnya bersembunyi di balik dua lapis selimut untuk mengakali dinginnya Kingsford yang kadang sampai 10 derajat rasa 7 derajat di malam hari.

Kupikir aku sudah baik baik saja hari ini. Tapi rasanya tetap aneh. Argh.
---

tiga belas dua delapan.
sebenarnya hari ini lebih hangat dari beberapa hari sebelumnya. jalanan di kingsford tetap saja sepi. hanya mobil-mobil yang ramai parkir di bahu jalan. tempat ini tidak terlihat seperti kota besar, apalagi hiruk pikuk seperti Jakarta.

namun lain di kampus, ramai orang lalu lalang. rasanya sedikit aneh bahwa lebih banyak mahasiswa cina dan mereka bercakap dengan bahasa cina di sepanjang jalan dan sudut-sudut kampus. benar ini sydney?

bahkan penunggu lantai atas kamar yang saya sewa pun dua orang cina. eh, atau korea?

duduk di serambi kampus ternyata cukup menenangkan. melihat orang lalu lalang, memperhatikan mereka yang berbaring di hijau rumput quadrangle untuk menyerap panas matahari.

angin baru saja berhembus lagi, begitu juga dengan dingin yang sekarang menangkap telapak tangan saya. tapi tetap harus disyukuri bahwa angin tidak segalak kemarin. hari ini dia lebih tenang. mungkin ia paham.


No comments:

Post a Comment