Wednesday, October 30, 2019

Minggu Ketujuh

Saya sedang duduk di salah satu bangku taman depan gedung E19. Minggu-minggu belakangan rasanya jauh membaik. Terutama urusan mood yang sekarang sudah tidak gloomy terus hehe. Oh ya, ini adalah minggu ketujuh perkuliahan. Dari 3 mata kuliah yang saya ambil pada term ini, 2 di antaranya sudah melewati tahap pengumpulan tugas individu dan satunya sudah UTS. 

Saya sempat khawatir sekali dengan UTS kemarin, takut tidak lulus. Bukan, bukan soal malu, tapi lebih kepada ketakutan kalau sampai gagal, gimana saya bayar biaya untuk ngulang? Hahaha, tentu saja ketakutan ini tidak beralasan. Saya datang ke student contact officer untuk menanyakan ini dan beliau bilang saya tidak perlu khawatir soal biaya, semua sudah diperhitungkan. Saat hasil UTS keluar, nyatanya juga nilai saya tidak buruk buruk amat, hehe. Ketakutan berlebihan dan panik tanpa alasan yang kuat adalah dua hal yang sampai saat ini masih jadi masalah. Tapi tidak apa sih, toh belakangan sudah lebih bisa mengendalikan diri dengan mendatangi orang yang tepat untuk diajak bicara soal masalah-masalah terkait. 

Kalau hasil essay pertama kemarin tidak heran juga nilainya 'hanya' segitu karena saya sudah berekspektasi dari awal juga berkaca dari essay sebelumnya saat IAP. Saya tahu betul dimana kelemahan tulisannya, tapi masih belum berhasil mengatasi. Salah satunya ya karena belakangan masih suka mengerjakan tugas di menit-menit terakhir. Yang satu ini susah sekali untuk dicari jalan keluar. 

Essay kedua.. belum tahu, tapi sepertinya akan 11 12 lah dengan yang pertama. Apakah kecewa? Tidak sama sekali. Sejujurnya pola pikir semenjak IAP cukup banyak berubah. Soal kuliah untuk apa dan tujuan yang mau dicapai apa, bukan lagi nilai tinggi. Lagi pula saya sadar kemampuan menulis dalam bahasa Inggris saya memang tidak sebagus itu. Pilihan kata terbatas, alur logisnya masih banyak lubang. Jadi yang saya lakukan belakangan ya sebisa mungkin memahami materi yang disampaikan di setiap sesi kuliah, meskipun ketika harus menulis untuk menjawab masalah pada essay, jawaban saya belum bisa tersampaikan dengan baik hehe. Iya, iya, terdengar denial

Selepas minggu kelima, kami mulai masuk dalam tugas kelompok. Nah, ini menarik sekali. Berkat tugas kelompok ini saya baru tahu bahwa masalah komunikasi karena beda latar belakang bahasa bisa menjadi masalah yang cukup menantang. Jadi ceritanya di semua kelompok saya, semua anggotanya berasal dari latar belakang pekerjaan, pendidikan, dan negara yang berbeda. Di salah satu kelompok tersebut isinya adalah saya, seorang dari Malaysia, seorang dari Cina, dan seorang dari India. Masing masing dari kami berbicara bahasa Inggris dengan aksen berbeda dan tidak jarang I lost in translation!!! Hahahahah. Teman India saya berbicara saaaangat cepat dan biasanya ngegas, jadi terdengar seperti marah marah terus. Teman yang dari Cina ini pelafalan katanya masih sangat chinese. Kemudian saya, sering kehilangan kata bahasa Inggris dan berhenti ditengah-tengah kalimat. Beruntung si teman Malaysia berhasil menengahi semua diskusi kami yang bisa dibilang cukup berantakan hahaha. Saya rasa sih ini bukan soal lafal dan logat saja, tapi juga soal budaya kami yang berbeda dalam menyampaikan sesuatu sehingga ketika berbicara bahasa Inggris, yang kami tangkap pun tidak sama. Sempat saya ribut karena hanya karena salah paham maksud satu pertanyaan yang diajukan. Saya ngotot dengan jawaban saya, dia ngotot itu bukan jawabannya. Untungnya ya ditengahi orang Malaysia tadi. HAHAHA akhirnya saya paham pertanyaan dan jawaban ini tidak singkron.

Belum lagi dengan dua grup yang lain nanti... we'll see

Apa lagi ya..

Tidak sabar untuk segera sampai di minggu kesepuluh, mengakhiri term pertama saya di UNSW kemudian liburan musim panas!

No comments:

Post a Comment